Assalamualaikum Wr.Wb
Kan saat ini salah satu masalah di dunia yaitu berhubungan dengan air bersih. Nah saya akan membahas bagaimana cara menyimpan air bersih di dalam rumah kita. Selain mengurangi biaya air, kita juga tak akan kekurangan air di dalam rumah. Lumayanlah hhaha. Dan sebagai seorang arsitek kita harus memperhatikan semua itu. Selamat membaca. ^_^
Tong Penangkap Air Hujan
Orang
jaman dahulu sebenarnya juga sudah menyadari pentingnya penampungan air hujan,
dan hampir semua orang memiliki drum atau tong penangkap air hujan. Sekarang
tanah di Jakarta, khususnya di Jakarta Pusat mulai turun sedikit demi sedikit
karena kurangnya penahanan tanah akibat dari air yang selalu tersedot dan tidak
ada resapan. Bila diteruskan maka gedung-gedung bertingkat di Jl. Sudirman dan
sekitarnya bisa roboh kapan saja. Memang gedung-gedung tersebut juga yang
menjadi masalah. Mereka mengambil begitu banyak air dan sangat kencang tanpa
melakukan regenerasi resapan air dengan sumur resapan yang cukup dan lainnya.
Apalagi sekarang tren apartemen di pusat kota semakin menjamur. Bisa
dibayangkan apartemen 30 lantai menyedot berapa banyak air.
<< aksesoris tong air hujan
membuat tong air hujan sendiri
Lihat
keuntungan dan cara pembuatannya lebih lanjut.
Kembali
ke tong penangkap air hujan. Air hujan itu adalah air yang lebih halus daripada
air PAM biasanya dan juga tidak menggunakan klorin dan obat kimia lainnya.
Karena itu tanaman pun lebih menerima air hujan dengan baik dibandingkan
menyiram dengan air PAM. Makanya kalau diperhatikan, tanaman lebih kelihatan
segar setelah tersiram air hujan.
Kalau kita hitung secara kuantitatif
akan sebagai berikut:
Setiap
1 cm curah hujan yang jatuh di area sebesar 40 meter persegi bisa mendapatkan
air hujan sebesar 900 liter atau 237 galon air.
Bila luas atap rumah kita sebesar 100 meter persegi (atau 2.5×40 meter persegi) maka kita bisa dapatkan air hujan sebanyak 900 x 2.5 = 2250 liter air hujan untuk setiap 1 cm curah hujan
Bila luas atap rumah kita sebesar 100 meter persegi (atau 2.5×40 meter persegi) maka kita bisa dapatkan air hujan sebanyak 900 x 2.5 = 2250 liter air hujan untuk setiap 1 cm curah hujan
Rata-rata
curah air hujan di Jakarta adalah 242 cm per tahun.
Jadi per tahunnya kita bisa menangkap air hujan sebanyak 242 x 2250 yaitu = 544500 liter air hanya dari rumah kita saja. (sama dengan 143,800 galon air). Kalau air galonan kita hargakan 1000 rupiah saja, kita sudah menghemat 143 Juta rupiah.
Jadi per tahunnya kita bisa menangkap air hujan sebanyak 242 x 2250 yaitu = 544500 liter air hanya dari rumah kita saja. (sama dengan 143,800 galon air). Kalau air galonan kita hargakan 1000 rupiah saja, kita sudah menghemat 143 Juta rupiah.
Kalau
hal ini kita implementasikan pembuatan tong penangkap air hujan ke 1 juta rumah
di Jakarta, maka saya yakin kita bisa mengurangi banjir secara drastis. Anggap
saja kita menggunakan tong yang sebesar 50 galon. Maka itupun sudah 50 juta
galon air yang tidak ikut ke saluran got kita. Kalau setiap rumah bisa
menghitung keperluannya secara maksimal, maka hasilnya akan lebih baik lagi.
Kita bisa taruh 1 tong penangkap air
hujan di depan rumah dan 1 di belakang. Peletakan lebih baik agak diatas
supaya kalau mau dipakai selang untuk menyiram tanaman air akan lebih
mudah mengalir.
Cara membuat Tong Penangkap Air Hujan sangat mudah.
Beli tong yang agak besar, lebih baik yang ada tutupnya.
Buat lubang dekat dengan dasar tong, tapi jangan terlalu bawah.
Panaskan dengan hair dryer sebentar (agar plastik menjadi agak lunak) sebelum memasang keran bawah
Buat lubang di bagian atas secukupnya agar lubang talang bisa masuk ke dalam tong
Untuk aksesoris lainnya seperti filter atas tong dan lainnya lihat gambar.
Kalau Tong terasa kekecilan, tong tersebut bisa saling di koneksi dengan selang seperti pada gambar.
Semoga dengan langkah kecil ini kita bisa mengurangi banjir dan
tentunya menghemat penggunaan air dan ikut melestarikan lingkungan.Beli tong yang agak besar, lebih baik yang ada tutupnya.
Buat lubang dekat dengan dasar tong, tapi jangan terlalu bawah.
Panaskan dengan hair dryer sebentar (agar plastik menjadi agak lunak) sebelum memasang keran bawah
Buat lubang di bagian atas secukupnya agar lubang talang bisa masuk ke dalam tong
Untuk aksesoris lainnya seperti filter atas tong dan lainnya lihat gambar.
Kalau Tong terasa kekecilan, tong tersebut bisa saling di koneksi dengan selang seperti pada gambar.
Sumber: http://akuinginhijau.wordpress.com/2007/05/14/apalagi-solusi-banjir-kita-bikin-sendiri-tong-penangkap-air-hujan/#more-93, 14 Mei, 2007
Kolam Pengumpul Air Hujan (PAH)
Kolam pengumpul air hujan merupakan kolam
atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan yang jatuh di
atas bangunan (rumah, degung perkantoran, atau industri) yang disalurkan
melalui talang. Kolam pengumpul air hujan ini sudah banyak dipakai
masyarakat secara tradisional sebagai cadangan air bersih, seperti di
Kabupaten Pidie Propinsi NAD, di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi DI
Yogyakarta (Gambar 1dan 2)
<< Gambar 1. Penampungan Air Hujan di Pidie, NAD
Gambar 2. Penampungan air hujan di Gunung Kidul, DIY. >>
Kolam pengumpul air hujan ini dapat
dibangun atau diletakan di atas permukaan tanah (Gambar 3 dan 4) atau di
bawah bangunan / rumah / teras(Gambar 5) yang disesuaikan dengan
ketersediaan lahan. Kolam penampungan yang diletakan di atas permukaan
tanah mempunyai berbagai keuntungan seperti mudah dalam mengambil /
memanfaatkan airnya (pengalirannya dapat dengan metode gravitasi dan
mudah perawatannya.
Metode ini sangat menguntungkan karena
minimal selama musim hujan kebutuhan dasar air bersih dapat ditopang
dengan bak tandon ini. Dengan cara ini, kantor-kantor pemerintah dan
swasta dapat memulai memanen air hujan untuk mengurangi anggaran air
bersih dari PDAM selama sektar tujuh bulan (pada musim hujan dan
beberapa bulan pada awal musim kemarau).
Untuk kompleks-kompleks industri, sangat
disarankan untuk menerapkan metode ini. Kebutuhan air untuk indstri
sebagian besar dapat ditopang dengan memakai air hujan. Pada tampungan
air hujan dapat didistribusikan pada setiap unit bangunan atau
dikonsentrasikan dengan membuat tampungan besar atau danau buatan. Pada
daerah beriklim hujan sepanjang sepanjang tahun seperti di beberapa
daerah di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, metode ini sangat
menguntungkan.
Di kompleks perkantoran pemerintah dan
swasta, kompleks sekolah , kompleks perguruan tinggi, kompleks rumah
sakit, kompleks perumahan, perhotelan, pertokoan dan lain-lain sangat
relevan sekali menerapkan konsep memanen air hujan dengan kolam tandon
dan sumur resapan ini. Kebutuhan air untuk keperluan-keperluan di luar
air minum dapat dipasok langsung dari air hujan, sedang kebutuhan air
minum, mandi dan cuci dapat dipasok dari air hujan dengan pengolahan
(treatment) secukupnya terlebih dahulu. Pemerintah dapat mengimbau
bahkan mewajibkan pada kompleks-kompleks tersebut untuk melakukan upaya
memanen air hujan dengan mengaitkannya dengan pemberian ijin pembangunan
atau ijin usaha sealigus dengan memberikan keringanan-keringanan pajak
tertentu bagi yang telah melaksanakannya.
Gambar 5. Sketsa kolam tampungan air hujan pada jalan raya
Di beberapa negara, misalnya Jepang,
telah dikembangkan metode memanen air hujan dengan membuat kolam tandon
di bawah jalan raya highway. drainase jalan tidak dibuang ke sungai,
melainkan ditampung di bawah konstruksi jalan tersebut. Air hujan yang
ditampung dapat dipakai untuk pemeliharaan jalan dan untuk menyuiram
tanaman peneduh di sepanjang jalan. apat juga digunakan sebagai air
bersih dengan penjernihan yang memadai. Metode ini di Indonesia belum
lazim. Ke depan perlu kiranya dipikirkan, disurvey dan diimplementasikan
mengingat potensinya cukup besar.
Sumber: Agus Maryono dan Edy
Nugroho Santoso, 2006. “Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk
Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan”, Jakarta:
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Taman penampungan air hujan yang indah dan juga bisa hemat air
Kami tidak tahu seberapa banyak
masyarakat Indonesia terutama yang hidup di perkotaan memanfaatkan
(menyimpan) air hujan untuk memenuhi beberapa kebutuhan seperti menyiram
tanaman, mencuci mobil atau lainnya tetapi yang pasti emang perlu sih
memanfaatkan sesuatu yang gratis ini.
Biasanya penampungan air hujan dilakukan
dengan cara biasa yaitu menggunakan pipa untuk mengalirkan air hujan
yang turun dari atap rumah kemudian terdapat sebuah tempat penyaringan
untuk mengurangi kotoran dan juga bakteri yang terkandung di dalamnya
dan baru masuk ke tangki penampungan.
Cara tersebut memang paling ideal dan
murah tetapi kalau anda punya uang lebih, anda bisa mendisain sistim
penampungan air hujan dengan membuat taman/ kolam seperti ini.
Menggunakan cara yang sama tetapi bedanya
semuanya dibentuk dengan lebih indah. Dan di salah satu bagian taman
atau kolam tersebut, terdapat sebuah bak penampungan yang tidak terlihat
sehingga tidak akan merusak pemandangan taman yang sudah indah ini.
Sumber berita: Eco-friendly Modern Water Features by H20 Designs utilise recycled rainwater, http://www.trendir.com/outdoors/ecofriendly-modern-water-featu.html.
Demikian dari blog saya ini. Semoga dapat bermanfaat. Mohon maaf apabila ada salah kata dan menyinggung perasaan. Karena saya hanya manusia yang tak luput dari kesalahan.
WassalamuAlaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar