Kamis, 28 November 2013

TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH


Ø Pewadahan Sampah
          Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping itu, dengan adanya wadah yang baik, maka:
·       Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat diatasi.
·       Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat kendalikan
·       Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindar
                    Wadah sampah hendaknya mendorong terjadinya upaya daur-ulang, yaitu disesuaikan dengan jenis sampah yang telah terpilah. Di negara maju adalah hal yang umum dijumpai wadah sampah yang terdiri dari dari beragam jenis sesuai jenis sampahnya. Namun di Indonesia, yang sampai saat ini masih belum berhasil menerapkan konsep pemilahan, maka paling tidak hendaknya wadah tersebut menampung secara terpisah, misalnya:
a)     Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan, dengan wadah warna gelap seperti hijau
b)    Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah warna terang seperti kuning
c)      Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan dianjurkan diberi lambang (label) khusus
                        Di Indonesia dikenal pola pewadahan sampah individual dan komunal. Wadah individual adalah wadah yang hanya menerima sampah dari sebuah rumah, atau sebuah bangunan, sedang wadah komunal memungkinkan sampah yang ditampung berasal dari beberapa rumah atau dari beberapa bangunan.Pewadahan dimulai dengan pemilahan baik untuk pewadahan individual maupun komunal, dan sebaiknya disesuaikan dengan jenis sampah. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
a)     Pada umumnya wadah sampah individual level-2 ditempatkan di tepi jalan atau di muka fasilitas umum, dan wadah sampah komunal terletak di suatu tempat yang tebuka, sehingga memudahkan para petugas untukmengambilnya dengan cepat, teratur, dan higienis.
b)    Wadah sampah dari rumah sebaiknya diletakkan di halaman muka, dianjurkan tidak di luar pagar, sedang wadah sampah hotel dan sejenisnya ditempatkan di halaman belakang
c)     Tidak mengambil lahan trotoar, kecuali bagi wadah sampah untuk pejalan kaki
d)    Didesain secara indah, dan dijamin kebersihannya, khususnya bila terletak di jalan protokol
e)     Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya.
f)      Mudah untuk pengoperasiannya, yaitu mudah dan cepat untuk dikosongkan.
g)     Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.
h)    Mudah dijangkau oleh petugas sehingga waktu pengambilan dapat lebih cepat dan singkat.
i)       Aman dari gangguan binatang ataupun dari pemungut barang bekas, sehingga sampah tidak dalam keadaan berserakan.
j)       Tidak mudah rusak dan kedap air


Ø Pengumpulan Sampah
            Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ketempat pengumpulan semantara/stasiun pamindahan atau sakaligus ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota atau swadaya masyarakat (sumber sampah, badan swasta atau RT/RW).
Pengikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah banyak ditentukan oleh tingkat kemampuan pihak kota dalam memikul beban masalah persampahan kotanya.
Dalam teknis operasional pengelolaan sampah biaya untuk kegiatan pengumpulan sampah dapat mencapai 40 % dari total biaya operasional. Karenanya perlu diupayakan suatu teknik pengumpulan yang efektif dan efisien, termasuk pertimbangan terhadap tempat penyimpanan sampah, agar biaya operasi dapat ditekan serendah mungkin.


Ø Pemindahan Sampah
            Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemerosesan atau ke pembuangan akhir. Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan, dan tidak jauh dari sumber sampah. Pemerosesan sampah atau pemilahan sampah dapat dilakuykan di lokasi ini, sehingga sarana ini dapat berfungsi sebagai lokasi pemerosesan tingkat kawasan. Pemindahan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan, yang dapat dilakukan secara manual atau mekanik, atau kombinasi misalnya pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis (load haul).
Ø Pengangkutan sampah
          Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan akhir, atau TPA. Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran me ngoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut, khususnya bila:
·         Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus menangani sampah
·         Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
·         Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai area
·         Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti Masalah lalui-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah
     Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah. Di negara maju, pengangkutan sampah menuju titik tujuan banyak menggunakan alat angkut dengan kapasitas besar, yang digabung dengan pemadatan sampah, seperti yang terdapat di Cilincing Jakarta.
Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah:
·         Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring. Tinggi bak maksimum 1,6 m.
·         Sebaiknya ada alat ungkit.
·         Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.
·         Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.


Ø Pengelolaan sampah 
        Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,  pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zatpadat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
          Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
          Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Ø Tempat pembuangan akhir 
        Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah.
          TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia.
          Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam: musibah fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah); kerusakan infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat); pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA); pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus dan lalat, khususnya dari TPA yang dioperasikan secara salah, yang umum di Dunia Ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana (mis., debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).



Sumber :




Senin, 25 November 2013

Reduce, Reuse, dan Recycle



Assalamualaikum Wr.Wb



Kali ini saya akan membahas tentang 3R dalam upaya mengurangi sampah. Yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recycle(Mendaur Ulang)



Langsung saja.


        Yang pertama Reduce atau mengurangi. Yang dimaksud mengurangi di sini yaitu mengurangi pembuangan sampah atau produksi sampah. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi produksi sampah. Salah satunya kita menggunakan bahan yang refiil atau yang bisa diisi ulang. Misalnya penggunaan sabun refiil yang bisa diisi ulang. Hal ini dapat mengurangi sampah wadah yang ada di sekeliling kita, seperti sabun tadi. Kita dapat mengurangi botol-botol sabun yang sudah tdak di pakai lagi. Salah satu contoh lain yaitu tidak menggunakan tisyu, karena tisyu hanya sekali pakai dan jadi sampah yang tidak bisa di daur ulang. Kita bisa kembali ke masa jadul tapi keren yaitu menggunakan sapu tangan. Selain ramah lingkungan, sapu tangan bisa digunakan berkali-kali. Sapu tangan juga bisa membawa perubahan besar loh. Kan kalau liat di film-film,  hanya karena sapu tangan bisa jadi cinta *eh. Hhaha. Pokoknya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah.

        Selanjutnya Reuse atau menggunakan kembali. Kalau kita masih belum bisa mengurangi sampah, kita bisa juga loh menggunakan kembali sampah itu. Misalnya kantong plastik, kalau sudah di gunakan kita bisa menggunakannya kembali untuk hal lain. Misalnya untuk tempat menyimpan barang lain. Atau bisa juga untuk tempat pengumpulan sampah lainnya. Contoh lain juga menggunakan baterai isi ulang. Kan kalau baterainya habis masih bisa di charge dan digunakan lagi. Kita kembali ke cara jadul lagi. Kalau baterai yang batangan itu energinya habis, kan bisa di charge menggunakan panas matahari. Energinya akan terisi kembali dan dapat digunakan kembali. Lumayanlah mengurangi pengeluaran. Selain ramah lingkungan, ramah di kantong pula hhehe.

        Dan yang terakhir yaitu Recycle atau mendaur ulang. Kalau kita masih belum bisa mengurangi sampah dan tidak bisa juga untuk digunakan kembali, nah masih ada satu lagi cara yang efektif untuk mengurangi sampah. Yaitu dengan mendaur ulang sampah itu. Banyak sampah yang bisa di daur ulang loh. Sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah organik seperti sisa-sisa makanan bisa kita daur ulang menjadi pupuk yang bermanfaat buat tanaman. Sedangkan sampah anorganik dapat kita daur ulang menjadi beraneka ragam kreasi. Seperti botol-botol sisa air mineral, kita dapat mendaur ulang kembali menjadi tempat pensil, pot bunga, dll. Banyak hal yang dapat kita kreasikan dari sampah-sampah anorganik.

        Selain tiga hal yang saya jelaskan tadi, masih banyak yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah. Jadi tidak ada alasan lagi kan untuk membuang sampah. Yah kalau masih belum mampu melakukan 3 hal tadi, setidaknya kita tidak membuang sampah sembaranganlah. Hal ini membutuhkan kesadaran dari diri kita sendiri sih. Tapi dengan mengurangi sampah, kita dapat menyelamatkan bumi kita ini. Mulailah hidup bersih dari sekarang :)

        Demikianlah penjelasan menurut pendapat saya mengenai Reduce, Reuse, dan Recycle. Apabila ada kesalahan kata atau menyinggung perasaan anda, mohon dimaafkan. Karena saya hanya manusia biasa yang tidak sempurna dan kadang berbuat salah. Dan terima kasih sudah membaca blog saya :) 


Wassalamualaikum Wr Wb

Kamis, 07 November 2013

Pemanfaatan Air ^_^


Assalamualaikum Wr.Wb

Kan saat ini salah satu masalah di dunia yaitu berhubungan dengan air bersih. Nah saya akan membahas bagaimana cara menyimpan air bersih di dalam rumah kita. Selain mengurangi biaya air, kita juga tak akan kekurangan air di dalam rumah. Lumayanlah hhaha. Dan sebagai seorang arsitek kita harus memperhatikan semua itu. Selamat membaca. ^_^

Tong Penangkap Air Hujan



Gambar 5. Sketsa kolam tampungan air hujan pada jalan raya
Orang jaman dahulu sebenarnya juga sudah menyadari pentingnya penampungan air hujan, dan hampir semua orang memiliki drum atau tong penangkap air hujan. Sekarang tanah di Jakarta, khususnya di Jakarta Pusat mulai turun sedikit demi sedikit karena kurangnya penahanan tanah akibat dari air yang selalu tersedot dan tidak ada resapan. Bila diteruskan maka gedung-gedung bertingkat di Jl. Sudirman dan sekitarnya bisa roboh kapan saja. Memang gedung-gedung tersebut juga yang menjadi masalah. Mereka mengambil begitu banyak air dan sangat kencang tanpa melakukan regenerasi resapan air dengan sumur resapan yang cukup dan lainnya. Apalagi sekarang tren apartemen di pusat kota semakin menjamur. Bisa dibayangkan apartemen 30 lantai menyedot berapa banyak air.





<< aksesoris tong air hujan







 
membuat tong air hujan sendiri  




Lihat keuntungan dan cara pembuatannya lebih lanjut.
Kembali ke tong penangkap air hujan. Air hujan itu adalah air yang lebih halus daripada air PAM biasanya dan juga tidak menggunakan klorin dan obat kimia lainnya. Karena itu tanaman pun lebih menerima air hujan dengan baik dibandingkan menyiram dengan air PAM. Makanya kalau diperhatikan, tanaman lebih kelihatan segar setelah tersiram air hujan.
Kalau kita hitung secara kuantitatif akan sebagai berikut:
Setiap 1 cm curah hujan yang jatuh di area sebesar 40 meter persegi bisa mendapatkan air hujan sebesar 900 liter  atau 237 galon air.
Bila luas atap rumah kita sebesar 100 meter persegi (atau 2.5×40 meter persegi) maka kita bisa dapatkan air hujan sebanyak 900 x 2.5 = 2250 liter air hujan untuk setiap 1 cm curah hujan
Rata-rata curah air hujan di Jakarta adalah 242 cm per tahun.
Jadi per tahunnya kita bisa menangkap air hujan sebanyak 242 x 2250 yaitu = 544500 liter air hanya dari rumah kita saja. (sama dengan 143,800 galon air). Kalau air galonan kita hargakan 1000 rupiah saja, kita sudah menghemat 143 Juta rupiah.
Kalau hal ini kita implementasikan pembuatan tong penangkap air hujan ke 1 juta rumah di Jakarta, maka saya yakin kita bisa mengurangi banjir secara drastis. Anggap saja kita menggunakan tong yang sebesar 50 galon. Maka itupun sudah 50 juta galon air yang tidak ikut ke saluran got kita. Kalau setiap rumah bisa menghitung keperluannya secara maksimal, maka hasilnya akan lebih baik lagi.



Kita bisa taruh 1 tong penangkap air hujan di depan rumah dan 1 di belakang. Peletakan lebih baik agak diatas supaya kalau mau dipakai selang untuk menyiram tanaman air akan lebih mudah mengalir.
Cara membuat Tong Penangkap Air Hujan sangat mudah.
Beli tong yang agak besar, lebih baik yang ada tutupnya.
Buat lubang dekat dengan dasar tong, tapi jangan terlalu bawah.
Panaskan dengan hair dryer sebentar (agar plastik menjadi agak lunak) sebelum memasang keran bawah
Buat lubang di bagian atas secukupnya agar lubang talang bisa masuk ke dalam tong
Untuk aksesoris lainnya seperti filter atas tong dan lainnya lihat gambar.
Kalau Tong terasa kekecilan, tong tersebut bisa saling di koneksi dengan selang seperti pada gambar.
Semoga dengan langkah kecil ini kita bisa mengurangi banjir dan tentunya menghemat penggunaan air dan ikut melestarikan lingkungan.


 




 


Kolam Pengumpul Air Hujan (PAH)

Kolam pengumpul air hujan merupakan kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan yang jatuh di atas bangunan (rumah, degung perkantoran, atau industri) yang disalurkan melalui talang. Kolam pengumpul air hujan ini sudah banyak dipakai masyarakat secara tradisional sebagai cadangan air bersih, seperti di Kabupaten Pidie Propinsi NAD, di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi DI Yogyakarta (Gambar 1dan 2)









 << Gambar 1. Penampungan Air Hujan di Pidie, NAD







 Gambar 2. Penampungan air hujan di Gunung Kidul, DIY. >>








Kolam pengumpul air hujan ini dapat dibangun atau diletakan di atas permukaan tanah (Gambar 3 dan 4) atau di bawah bangunan / rumah / teras(Gambar 5) yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Kolam penampungan yang diletakan  di atas permukaan tanah mempunyai  berbagai keuntungan seperti mudah dalam mengambil / memanfaatkan airnya (pengalirannya dapat dengan metode gravitasi dan mudah perawatannya.
Gambar 3. Sketsa kolam pengumpul air hujan di atas permukaan tanah
Gambar 4. Sketsa kolam pengumpul air hujan vertikal.
Gambar 4. Sketsa kolam pengumpul air hujan vertikal.
Sketsa kolam tampungan di bawah rumah dan sumur resapan
Metode ini sangat menguntungkan karena minimal selama musim hujan kebutuhan dasar air bersih dapat ditopang dengan bak tandon ini. Dengan cara ini, kantor-kantor pemerintah dan swasta dapat memulai memanen air hujan untuk mengurangi anggaran air bersih dari PDAM selama sektar tujuh bulan (pada musim hujan dan beberapa bulan pada awal musim kemarau).
Untuk kompleks-kompleks industri, sangat disarankan untuk menerapkan metode ini. Kebutuhan air untuk indstri sebagian besar dapat ditopang dengan memakai air hujan. Pada tampungan air hujan dapat didistribusikan pada setiap unit bangunan atau dikonsentrasikan dengan membuat tampungan besar atau danau buatan. Pada daerah beriklim hujan sepanjang sepanjang tahun seperti di beberapa daerah di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, metode ini sangat menguntungkan.
Di kompleks perkantoran pemerintah dan swasta, kompleks sekolah , kompleks perguruan tinggi, kompleks rumah sakit, kompleks perumahan, perhotelan, pertokoan dan lain-lain sangat relevan sekali menerapkan konsep memanen air hujan dengan kolam tandon dan sumur resapan ini. Kebutuhan air untuk keperluan-keperluan di luar air minum dapat dipasok langsung dari air hujan, sedang kebutuhan air minum, mandi dan cuci dapat dipasok dari air hujan dengan pengolahan (treatment) secukupnya terlebih dahulu. Pemerintah dapat mengimbau bahkan mewajibkan pada kompleks-kompleks tersebut untuk melakukan upaya memanen air hujan dengan mengaitkannya dengan pemberian ijin pembangunan atau ijin usaha sealigus dengan memberikan keringanan-keringanan pajak tertentu bagi yang telah melaksanakannya.

Sketsa kolam tampungan di bawah rumah dan sumur resapan 
 Gambar 5. Sketsa kolam tampungan air hujan pada jalan raya

Di beberapa negara, misalnya Jepang, telah dikembangkan metode memanen air hujan  dengan membuat kolam tandon di bawah jalan raya highway. drainase jalan tidak dibuang ke sungai, melainkan ditampung  di bawah konstruksi jalan tersebut. Air hujan yang ditampung dapat dipakai untuk pemeliharaan jalan dan untuk menyuiram tanaman peneduh di sepanjang jalan. apat juga digunakan sebagai air bersih dengan penjernihan yang memadai. Metode ini di Indonesia belum lazim. Ke depan perlu kiranya dipikirkan, disurvey dan diimplementasikan mengingat potensinya cukup besar.



Sumber:  Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso, 2006. “Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan”, Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup



Taman penampungan air hujan yang indah dan juga bisa hemat air

Kami tidak tahu seberapa banyak masyarakat Indonesia terutama yang hidup di perkotaan memanfaatkan (menyimpan) air hujan untuk memenuhi beberapa kebutuhan seperti menyiram tanaman, mencuci mobil atau lainnya tetapi yang pasti emang perlu sih memanfaatkan sesuatu yang gratis ini.
Biasanya penampungan air hujan dilakukan dengan cara biasa yaitu menggunakan pipa untuk mengalirkan air hujan yang turun dari atap rumah kemudian terdapat sebuah tempat penyaringan untuk mengurangi kotoran dan juga bakteri yang terkandung di dalamnya dan baru masuk ke tangki penampungan.
Cara tersebut memang paling ideal dan murah tetapi kalau anda punya uang lebih, anda bisa mendisain sistim penampungan air hujan dengan membuat taman/ kolam seperti ini.
Menggunakan cara yang sama tetapi bedanya semuanya dibentuk dengan lebih indah. Dan di salah satu bagian taman atau kolam tersebut, terdapat sebuah bak penampungan yang tidak terlihat sehingga tidak akan merusak pemandangan taman yang sudah indah ini.




Sumber berita: Eco-friendly Modern Water Features by H20 Designs utilise recycled rainwater, http://www.trendir.com/outdoors/ecofriendly-modern-water-featu.html.


Demikian dari blog saya ini. Semoga dapat bermanfaat. Mohon maaf apabila ada salah kata dan menyinggung perasaan. Karena saya hanya manusia yang tak luput dari kesalahan.

WassalamuAlaikum Wr.Wb.